MAKALAH
KERAJAAN
KEDIRI
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
1.
Annisa Riski
2.
Een Permatasari
3.
Elsa Febrianti
4.
Fajri Ramadhani
5.
Yola Haja Puspa
6.
Ibrahim Tanjung
SMA
PLUS NEGERI 7 BENGKULU
TP
2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT dzat yang telah menciptakan alam
semesta, dzat yang tak ada dua, dan Maha sumber segala ilmu pengetahuan di
dunia.
Salawat serta salam teruntuk utusan Allah, Nabi Muhammad SAW.
Pembawa cahaya bagi umatnya yang berada dalam kegelapan, yang mengajarka akhlak
dan budi pekerti mulia bagi kehidupan.
Alhamdulillah kami telah menyelesaikan Makalah yang membahas
tentang ‘Kerajaan Kediri’. Makalah yang kami buat ini meliputi : Letak Kerajaan,
Sumber-sumber Sejarah, Masa Kejayaan, dan Kemunduran/Kehancuran dari Kerajaan
Kediri ini.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka kami
senantiasa mengharapkan masukan dan saran dari pembaca demi penyempurnaan
dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat membantu dalam proses belajar mengajar,
serta menambah wawasan ilmu tentang sejarah Kerajaan Kediri.
Bengkulu, 3 September 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam pelajaran sejarah kelas XI kita belajar
tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang pernah berdiri di Indonesia, salah
satunya adalah Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa
Timur yang berdiri pada abad ke-12 tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini
merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di
dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang
ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak
di sekitar kota Kediri sekarang. Untuk lebih jelasnya, kami membuat makalah ini
dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui tentang Kerajaan Kediri, sehingga
pembaca dapat memahami dan mengetahui salah satu kerajaan besar di Jawa Timur.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Dimana letak lokasi
Kerajaan Kediri?
2.
Apa
saja sumber-sumber sejarah dari Kerajaan Kediri?
3.
Kapan
dan bagaimana masa kejayaan Kerajaan Kediri?
4.
Kapan
dan bagaimana masa kemunduran Kerajaan Kediri?
1.3
TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui lokasi dari Kerajaan Kediri, sumber-sumber sejarah dari
Kerajaan Kediri, masa kejayaan dari Kerajaan Kediri, dan masa kemunduran dari
Kerajaan Kediri.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
LOKASI KERAJAAN
Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa
Timur yang berdiri pada abad ke-12. Letak kerajaaan kediri terdapat di Jawa
Timur, berada di sebelah selatan Sungai Brantas, kerajaan ini berpusat di kota
Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang. Kerajaan ini merupakan
bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaanya terletak di tepi Sungai
Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Melalui
Pelabuhan Canggu, aktivitas perekonomian rakyat sangat lancar sehingga
mendatangkan kemakmuran. Daerahnya subur dan aliran sungainya dipakai sebagai
sarana transportasi. Wilayahnya semakin luas setelah Jenggala dapat dikuasai
sehingga membuat Kediri sebagai satu-satunya kerajaan di Jawa Timur. Wilayah
kekuasaannya, meliputi Kediri, Madiun, dan bagian barat Medang Kamulan.
2.2
SUMBER-SUMBER SEJARAH
1). Prasasti
· Prasasti Sirah Keting (1104 M), Prasasti ini berisi tentang pemberian penghargaan berupa tanah
dari Jayawarsa kepada rakyat desa sebab telah berjasa.
· Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono yang berisi masalah
keagamaan, diperkirakan berasal dari Raja Bameswara (117-1130 M).
· Prasasti Ngantang (1135), Prasasti
ini berisi tentang pemberian hadiah berupa tanah nan dibebaskan dari pajak oleh
Jayabaya. Prasasti ini ditujukan buat rakyat Desa Ngantang sebab telah mengabdi
buat Kemajuan Kediri.
· Prasasti Jaring (1181 M) Prasasti
ini dibuat oleh Raja Gandra. Isinya ialah nama-nama nan berasal dari nama
hewan, seperti Tikus Jinada, Kebo Waruga, dan sebagainya. Hal ini memunculkan
adanya birokrasi kerajaan.
· Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa pemerintahan
Raja Kertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan musuh yang telah
memusuhi istana di Katang-katang.
· Prasasti Padelegan, Prasasti ini dibuat oleh Raja Kameshwara guna
mengenang rasa bakti penduduk Padelegan pada raja.
· Prasasti Panumbangan, Prasasti ini berisi tentang
pemberian anugerah raja buat penduduk Panumbangan sebab telah mengabdi kepada
rakyat.
· Prasasti Talan, Prasasti ini berisi tentang diberikannya hak istimewa
oleh raja kepada penduduk Desa Talan dengan cara membebaskan rakyat dari pajak.
· Prasasti Ceker, Prasasti ini berisi tentang anugerah raja nan
diberikan kepada penduduk Desa Ceker sebab telah mengabdi buat kemajuan Kediri.
2). Berita Asing
Berita asing tentang Kerajaan Kediri sebagian besar diperoleh
dari berita Cina. Berita cina ini merupakan kumpulan berita dari para pedagang
Cina yang melakukan kegiatan perdagangan di kerajaan Kediri. Seperti Kronik
Cina bernama Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M). buku ini banyak
mengambil cerita dari buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu Ik Fei. Kedua
buku ini menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 M.
2.3
MASA KEJAYAAN
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan ketika masa pemerintahan
Raja Jayabaya. Daerah kekuasaannya semakin meluas yang berawal dari Jawa Tengah
meluas hingga hampir ke seluruh daerah Pulau Jawa. Selain itu, pengaruh
Kerajaan Kediri juga sampai masuk ke Pulau Sumatera yang dikuasai Kerajaan
Sriwijaya. Kejayaan pada saat itu semakin kuat ketika terdapat catatan dari
kronik Cina yang bernama Chou Ku-fei pada tahun 1178 M berisi tentang Negeri
paling kaya di masa kerajaan Kediri pimpinan Raja Sri Jayabaya. Bukan hanya
daerah kekuasaannya saja yang besar, melainkan seni sastra yang ada di Kediri
cukup mendapat perhatian. Dengan demikian, Kerajaan Kediri semakin disegani
pada masa itu.
Adapun raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan
Kediri adalah:
1. Airlangga
Airlangga (Bali,
990 - Belahan, 1049) atau sering pula ditulis Erlangga, adalah
pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah 1009-1042 dengan gelar abhiseka Sri Maharaja
Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Sebagai
seorang raja, ia memerintahkan Mpu Kanwa untuk mengubahKakawin Arjunawiwaha yang menggambarkan keberhasilannya dalam peperangan. Di akhir masa
pemerintahannya, kerajaannya dibelah dua menjadi Kerajaan
Kadiri dan Kerajaan
Janggala bagi kedua putranya. Nama Airlangga sampai saat
ini masih terkenal dalam berbagai cerita rakyat, dan sering diabadikan di
berbagai tempat di Indonesia.
2. Samarawijaya (1042)
Samarawijaya adalah putra Airlangga. Ia merupakan Raja pertama
sekaligus pendiri Kerajaan Kediri, Samarawijaya tidak diketahui dengan pasti
berlangsung berapa lama masa pemerintahannya. Kemungkinan Raja Samarawijaya
memulai pemerintahannya pada saat pemisahan Kerajaan oleh Airlangga, yaitu
sekitar tahun 1042. Tahun itu merupakan tahun yang sama dengan tahun yang
tertulis di Prasasti Pamwatan.
3. Jayaswara (1104-1115)
Raja kedua Kerajaan Kediri adalah Sri Jayawarsa, yang disebut
dalam Prasasti Sirah Keting (1104), namun belum dipastikan bahwa ia pengganti
langsung Samarawijaya atau bukan. Ia merupakan Raja yang sangat giat memajukan
sastra sehingga ia dikenal dengan gelar Sastra Prabu (Raja Sastra). Pada
masanya Kresnayana dikarang Mpuh Triguna.
4. Bameswara
(1115-1135)
Raja ketiga Kerajaan Kediri adalah Sri Bameswara yang disebut
dalam Prasasti Pandegelan I (sekitar 1116/ 1117), Prasasti Panumbangan (1120),
dan Prasasti Tangkilan (1130).
5. Jayabhaya (1135-1157)
Raja keempat sekaligus Raja terbesar Kerajaan Kediri adalah
Sri Jayabhaya yang disebutkan dalam Prasasti Hantang (1135), Prasasti Talan
(1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157). Jayabhaya merupakan Raja yang menjadi
kenangan bagi rakyatnya, karena pada masa pemerintahnnya Kerajaan Kediri
berhasil menaklukan Kerajaan Jenggala dan berhasil mencapai puncak kejayaan
Kerajaan Kediri.
6. Sarweswara (1159-1169)
Raja kelima Kerajaan Kediri adalah Sri Sarweswara yang
disebutkan dalam Prasasti Pandegelan II (1159) dan Prasasti Kahyunan (1161).
7. Aryeswara
(1169-1180/1181)
Raja keenam Kerajaan Kediri adalah Sri Aryeswara yang
disebutkan dalam Prasasti Meleri (1169) dan Prasasti Angin Tahun (1171).
8. Sri gandhra
(1181-1182)
Raja ketujuh Kerajaan Kediri adalah Sri Gandhra yang
disebutkan dalam Prasasti Jaring (1181), masa pemerintahannya selama kurang
lebih satu tahun.
9. Kameswara (1182-1194)
Raja kedelapan Kerajaan Kediri adalah Sri Kameswara yang
disebutkan dalam Prasasti Ceker (1182) dan dalam Kakawin Smaradhana. Dalam
Kakawin dikisahkan tentang perkawinan antara Kameswara dengan Putri Jenggala.
10. Kertajaya
(1194-1222)
Raja kesembilan sekaligus Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah
Kertajaya yang disebut dalam Prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan
(1194), Prasasti Palah (1197), Prasasti Wates Kulon (1205), dan Kakawin
Negarakertagama serta Kakawin Pararaton. Dalam Kakawin dikisahkan tentang
perang Ganter saat masa akhir pemerintahan Raja Kertajaya. Raja ini memiliki
gelar “ Sri Maharaja Sri Sarweswara
Triwikramawatarananindita Srengga Digjayattunggadewanama”. Dalam tahun
1122 M Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Dengan kekalahan Kertajaya itu
berakhir pula kerajaan Kediri.
11. Jayakatwang (1292-1293)
Jayakatwang juga merupakan Raja yang berhasil membangun
kembali Kerajaan Kediri setelah berhasil memberontak terhadap Singosari sekaligus
membunuh Raja Kertanegara. Namun, keberhasilannya hanya bertahan setahun akibat
serangan menantu Kertanegara dan pasukan Mongol, sehingga runtuhlah Kerajaan
Kediri.
2.4
MASA KEMUNDURAN
Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahaan
Raja Kertajaya, dimana terjadi pertentangan antara raja dengan Kaum Brahmana.
Raja Kertajaya dianggap melanggar agama dengan memaksakan mereka menyembah
kepadanya sebagai dewa. Kaum Brahmana meminta pertolongan kepada Ken Arok,
pemimpin daerah Tumapel yang ingin memisahkan diri dari Kediri. Kemudian
terjadilah perang antara rakyat Tumapel yang dipimpin Ken Arok dengan Kerajaan
Kediri. Akhirnya pada tahun 1222 Masehi, Ken Arok berhasil mengalahkan
Kertajaya dan Kerajaan Kediri menjadi wilayah bawahan Tumapel atau Singhasari.
Sebagai pemimpin di Kerajaan Singhasari, Ken Arok
mengangkat Jayasabha (putra Kertajaya) sebagai bupati Kediri. Jayasabha
digantikan oleh putranya Sastrajaya pada tahun 1258. Kemudian Sastrajaya
digantikan putranya Jayakatwang (1271). Jayakatwang berusaha ingin membangun
kembali Kerajaan Kediri dengan memberontak Kerajaan Singhasari yang dipimpin
Kertanegara. Terbunuhlah Raja Kertanegara dan Kediri berhasil dibangun oleh
Jayakatwang.
Namun, kerajaan Kediri tidak berdiri lama, Raden
Wijaya (menantu Raja Kertanegara) berhasil meruntuhkan kembali Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Jayakatwang.
Setelah itu, tidak ada lagi Kerajaan Kediri.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa kami dari sejumlah referensi yang saya baca,
saya dapat menyimpulkan beberapa hal tentang Kerajaan Kediri yaitu :
· Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang
pernah berkuasa di Nusantara.
· Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga membagi Kerajaan
Mataram Kuno menjadi dua bagian.
· Kerajaan Kediri sempat menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di
Asia.
· Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa, yang pertama saat
Airlangga membagi Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat Jayakatwang berhasil
mengalahkan Kertanegara.
· Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan ketika
masa pemerintahan Raja Jayabaya.
·
Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia
memakai lencana Garuda Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang
bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam
masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana hal
inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
3.2
SARAN
Sebenarnya
terbentuknya Kerajaan Kediri ini dapat kita telusuri dari sejarah Kerajaan
Medang Kamulan, yaitu merupakan Kerajaan lanjutan dari Mataram Lama di Jawa
Tengah. Letak Kerajaan Medang Kamulan berada di wilayah Jawa Timur. Kerajaan
Medang Kamulan menjadi kerajaan tersendiri sejak Mpu Sindok membentuk Dinasti
Baru yaitu Isyana.
Menurut Ir.
Soekarno beliau berkata “JASMERAH” Jangan Lupakan Sejarah, maka kita penerima
warisan (sejarah) hendaknya lebih giat lagi mencari pengetahuan mengenai
sejarah-sejarah masa lampau. Contoh kecil adalah mencari peristiwa apa saja
yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian kita
akan menambah rasa patriotisme (cinta tanah air) yang sebagai pemuda-pemudi
bangsa sangat penting memiliki jiwa tanah air, guna membangun bangsa yang lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA